Makan Sehari-hari pun Sulit, Harus Dipikir dulu 10 Kali
Mengatasi kemiskinan ekstrem yang membuat seseorang bahkan harus berpikir 10 kali untuk makan, bukan perkara mudah, apalagi jika sudah berlangsung lama dan menyentuh mental serta spiritual seseorang. Tapi kemiskinan bukan takdir abadi. Ada jalan, meski berat dan panjang.
Gini, ginii, memang kebanyakan manusia sangat khawatir ketika berurusan dengan rezeki, materi, uang. Mereka takut akan kemiskinan yang membuat harga diri dan kehormatan nya jatuh.
Tapi itu bukanlah akhir kehidupan selama kita tetap berada di bawah naungan yang Maha Kaya.
Benar bahwa seseorang yang berada dibawah garis kemiskinan akan dianggap kelas rendahan oleh sebagian orang, terutama yang condong kepada duniawi.
Cibiran, cemoohan dan pengucilan akan menjadi hidangan sehari-hari selain rasa lapar diperut, apalagi jika tetangganya adalah orang yang memiliki nilai moral yang rendah.. habis sudah jadi bulan-bulanan.
Saya kasih tahu satu rahasia penting..
"Orang Kaya" adalah orang yang dalam kondisi apapun, namun masih memiliki dan memegang "kompas moral yang tinggi", sehingga ketika dijatuhkan tidak tumbang, dinaikkan tidak terbang bebas tanpa arah.
Dan kompas terbaik itu ada di dalam "Islam", karena islam mengajarkan berbagai panduan pedoman dalam menapaki jalan dunia yang sulit.
Oke, kompas udah ada. Tinggal cara menempuh jalannya ya..
Sebenarnya simpel, ikuti saja "pengalaman hidup orang lain". Pelajari dan analisa, sesuaikan kompas dari Islam, baik dari Rasulullah, ulama dan orang-orang shaleh.
Ngikut pengalaman orang lain gak harus dia alim banget, full ibadah sampai melupakan dunia.
Selama dia memegang kompas moral islam seperti jujur, amanah, sabar dll maka, boleh mengikutinya.
Nah, sekarang saya mau bahas fase kondisi ekonomi manusia (human economic condition)
HEC terbagi kedalam tiga level:
1. Lost Control
Orang yang diposisi ini cenderung tidak mengetahui atau tidak mau tahu kompas moral yang baik. Biasanya akan memilih jalan yang salah bunuh diri atau larut dalam depresi sehingga kehilangan akal (gila).
Kondisi ini disebabkan tekanan sosial dan mental yang kuat dari lingkungan maupun akibat perbuatan nya sendiri.
Seperti misalnya ditipu orang, dikhianati, dikucilkan, dibully, bermain judi, riba dll
"Pada titik ini, sebenarnya Allah sudah membukakan berbagai jalan yang baik. Namun karena luka batin, tekanan hidup, atau ketidaktahuan, sebagian orang justru memilih jalan yang menghancurkan dirinya sendiri. Padahal pintu pulang selalu terbuka jika mereka mau kembali kepada kompas moral yang lurus."
Sesungguhnya Kami telah menunjukkan kepadanya jalan (yang lurus); ada yang bersyukur dan ada pula yang sangat kufur. (QS Al-Insan:3)
2. Eat like a Bird
Orang yang di posisi ini sudah memiliki dan memakai kompas moral baik, namun terbagi dua golongan. Pertama pemalas (Pasif), Kedua inisiator (aktif).
Mereka tetap yakin pasti masih mendapatkan penghidupan berupa makan dan minuman dari Tuhan yang Maha Pemurah. Namun, kedua golongan itu berbeda jalan lagi dalam cara menempuh kehidupan yang lebih baik.
Pemalas akan jadi benalu, Inisiator akan selalu mendapatkan peluang promosi kenaikan taraf hidup.
Btw, semua manusia dan makluk Allah berada diposisi ini, 100% pasti dijamin Allah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang."
HR. At-Tirmidzi no. 2344,
3. Awakening Rich
Orang yang berada diposisi ini mengalami lonjakan taraf hidup yang signifikan, tapi tetap orang diposisi ini terpecah lagi menjadi dua golongan, yaitu pertama sufficient person, yakni orang yang merasa cukup sampai bisa membeli barang yang dibutuhkan kesenangan yang cukup dll namun terjebak di zona nyaman tidak berkembang dan boleh jadi dalam fase bersyukur.
Yang kedua adalah fighter person, yakni seseorang yang selalu ingin terus berkembang dan maju walaupun sudah memiliki semua kebutuhan dan kesenangan hidup.
Seorang fighter person pasti menemukan dua jalan lagi, yakni kestabilan yang menanjak atau terjatuh, dan jatuhnya itu minimal ke level dua jika kompas moralnya benar.
Hidup selalu berputar, kadang naik, kadang jatuh.
Tapi kompas moral lah yang menjaga kita tetap tenang dan selamat dalam badai.
Dengan kompas dari Islam, hidupmu mungkin tetap sulit tapi tidak sesat, tidak kehilangan makna, dan tetap mulia.
Gabung dalam percakapan