Bagaimana Cara Mendapatkan Jodoh Terbaik Kalau Pacaran Aja Gak Boleh?


Kita garis bawahi, zaman ini adalah zaman dimana batasan syar'i telah ditembus, hubungan romantis direalisasikan dengan sistem yang bernama "pacaran".

Betul, bahwa pacaran akan membuat sepasang manusia bisa saling mengenal satu sama lain untuk menentukan siapa jodoh halalnya dalam pernikahan. Tapi sayangnya, pacaran adalah jalan terburuk yang seringkali membuat manusia bertekuk lutut dengan hawa nafsu dan tenggelam dilumpur dosa.

Jalan satu-satunya yang masih dibolehkan dalam IsIam adalah "kenalan" atau yang biasa dikenal ta'aruf dalam dunia Islam.

Kenalan itu ada banyak cabang, bisa dikenalkan orang tua, sahabat, teman kerja bahkan kenalan mandiri tapi tetap dengan adab dan rasa hormat kepada orang yang ingin diajak kenalan.

Jadi, bagaimana caranya mendapatkan jodoh terbaik kalau pacaran aja gak boleh?

Jawabannya: kita butuh upgrade cara pandang dan cara ikhtiar.

1. Ganti "Pacaran" dengan "Persiapan Diri"

Sebelum sibuk mencari, tanyakan dulu pada diri sendiri: sudah pantaskah aku menjadi jodoh terbaik bagi orang lain?

Kebanyakan orang terlalu fokus mencari "jodoh ideal", tapi lupa jadi pribadi ideal. Padahal, jodoh itu cerminan.

Maka fokuslah:

  • memperbaiki akhlak,
  • memperjelas tujuan hidup,
  • memperdalam pemahaman agama dan psikologi lawan jenis,
  • memperkuat pondasi ekonomi dan emosi.

Semua ini akan menyeleksi siapa yang akan tertarik dan siapa yang akan mundur tanpa kamu perlu repot menolak.

2. Ganti "Pilih-pilih Gebetan" dengan "Pilih Jalur Bertemu"
Allah bisa pertemukan lewat mana saja. Tapi kamu bisa bantu diri sendiri dengan ikut komunitas positif, majelis ilmu, forum pranikah, kegiatan sosial, atau bahkan platform ta’aruf modern yang diawasi.

Beda dengan pacaran yang cenderung sembunyi-sembunyi, jalur yang sehat itu melibatkan pengawasan, transparansi, dan keberanian untuk serius sejak awal.

3. Ganti "Pura-pura Jadi Menarik" dengan "Jujur Apa Adanya"
Pacaran seringkali membuat orang bersandiwara, menyembunyikan celah, dan tampil sempurna di depan pasangan. Akibatnya, begitu menikah, kaget melihat sisi asli pasangan yang tak pernah muncul selama pacaran.

Sementara dalam proses kenalan Islami (ta'aruf), kejujuran dan adab jadi poros utamanya. Di sini kamu akan belajar bahwa keterbukaan lebih berharga daripada rayuan. Dan batasan-batasan yang dijaga, bukanlah belenggu, tapi pagar agar cinta tetap suci dan utuh sampai halal.

Kesimpulan:

Pacaran memang terlihat menjanjikan keintiman, tapi seringkali membawa luka dan dosa. Sementara jalan yang disyariatkan terlihat kaku di awal, tapi justru menyelamatkanmu dari kerusakan hati dan memberi arah yang jelas menuju pernikahan yang penuh berkah.

Jodoh terbaik itu bukan soal siapa yang paling kamu cintai saat ini, tapi siapa yang mampu membawamu bersama-sama menuju surga.

Jodoh terbaik itu bukan soal siapa yang paling kamu cintai saat ini, tapi siapa yang mampu membawamu bersama-sama menuju surga.

Dan percayalah: kalau kamu menjaga cara, Allah akan menjaga hasilnya.

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar. Dan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”

(QS. Ath-Thalaq: 2-3)

Kalau kamu setuju dengan artikel ini, bantu sebarkan. Banyak orang di luar sana yang masih percaya bahwa tanpa pacaran, jodoh tak akan datang. Padahal, jodoh datang bukan karena kita melanggar, tapi karena kita menjaga.

Notification